Wednesday, August 13, 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 12 Part 2


Ki Tae terus menghubungi Jang Mi, tapi telponnya tak pernah diangkat. Jang Mi memandangi toko tempatnya bekerja selama 5 tahun ini untuk terakhir kali dan mengucapkan selamat tinggal.


[Aku telah menyentuh dan menatap semua ini berkali-kali, tapi semua ini tak pernah jadi milikku. Aku akan mencari apa yang benar-benar milikku sekarang.]


Ki Tae pulang dan menemukan Jang Mi yang menunggunya di depan gedung apartemen. Ia tersenyum lebar, tapi saat Jang Mi melihatnya, ia memasang wajah datar dan kesal pada Jang Mi yang tak mengangkat telpon tapi malah menunggu di depan rumahnya. Ki Tae heran, biasanya Jang Mi menerobos masuk ke rumahnya begitu saja.


Ki Tae mengulurkan tangannya, mengajak Jang Mi masuk. Tapi Jang Mi sama sekali tak menyambutnya dan dengan dingin berkata kita tak boleh lakukan ini lagi. Jang Mi menyesal, ia seharusnya tak memulai ini dari awal, ia seharusnya tak melewati batas padahal Ki Tae sudah memperingatkannya, dan ia seharusnya meninggalkan Ki Tae sendiri saat Ki Tae bilang ingin sendiri. Jika Jang Mi bisa memutar waktu, ia tak akan mengikuti skenario ini.


“Aku tak menyesal,” sahut Ki Tae. Jang Mi tanya, kau tak menyesal walau sudah menyakiti orang tua kita? Ki Tae tak peduli pada mereka, karena sebenarnya ia menyukai..


“Kau memang orang jahat!” potong Jang Mi, “bagaimana bisa kau hanya memikirkan dirimu sendiri di situasi begini? Kau tak tau betapa terlukanya ibumu? Dia selalu terluka selama ini karena suami tak setia, dia ada di sana dan melihatku berpelukan dengan Han Yeo Reum. Kau mengerti sekarang?”


Ki Tae terdiam dan mengajak Jang Mi bicara di dalam, tapi Jang Mi tak mau. Keinginan Ki Tae untuk selalu sendirian di rumah sekarang menjadi kenyataan, Jang Mi mengakhiri semuanya, termasuk datang ke rumah Ki Tae dan bertemu dengannya. Jang Mi pergi. Ki Tae yang shock hanya bisa memandangi kepergian Jang Mi.


Rumah berantakan saat Jang Mi pulang. Orang tuanya bertengkar hebat, meributkan kepemilikan rumah. Ayah bersikeras restoran dan rumah semua miliknya, ibu akhirnya setuju setelah mengancam ayah akan bangkrut karena tunjangan perceraian. Jang Mi daritadi berteriak minta mereka berhenti, tapi tak ada yang mendengarkan. Ibu pergi ke rumah bibinya, dan ayah memilih tinggal di restoran sementara ini.


Lagi-lagi Jang Mi ditinggal sendirian, persis saat ia berusia 5 tahun dulu. Refleks Jang Mi akan menelpon Ki Tae, tapi ia terhenti dan bergumam sedih, “Apa yang kulakukan? Aku bukan lagi anak 5 tahun.” Jang Mi pergi ke tempat tidur, dan menangis sendirian di sana.


Nenek dan bibi Ki Tae merasa rumah sangat kosong dan membosankan. Ibu tak setuju, rasanya menyenangkan dan damai. Nenek penasaran dengan kehidupan Ki Tae, bibi bisa menebak pasti sama seperti biasanya, rumah – klinik – rumah – klinik. Ibu justru senang semua kembali seperti dulu. Ayah daritadi disitu tapi ia hanya melamun, bibi mengira ia mulai menyukai Jang Mi, tapi ayah malah pusing memikirkan soal insiden di dept. store waktu itu. Nenek mendengus kesal dan pergi, bibi juga. 


Ayah tetap tak merasa bersalah, dan dengan tenang ibu menyuruh ayah yang takut rumor itu untuk tidur di rumah, jangan pergi ke rumah wanita itu sampai semuanya tenang. Yaampun nyebelin banget ini si bapaknya Ki Tae, semua masalah di rumah itu kan akarnya dari dia, graoo..


Ki Tae pulang ke rumahnya yang kosong dan sepi. Saking sepinya, Ki Tae mulai berhalusinasi seseorang datang menekan password rumahnya, Ki Tae pura-pura mengeluh, tapi saat menoleh.. tak ada siapapun yang datang. 


Ki Tae membersihkan akuarium Nemo, dan Jang Mi tiba-tiba muncul menyapa Nemo. Senyum terbit di wajah Ki Tae, tapi lalu hilang saat sadar tak ada Jang Mi disampingnya.


Ki Tae makan ramen, dan Jang Mi datang mencicipi ramennya. Seperti yang pernah dilakukannya dulu, ia minta Jang Mi jangan melewati batas dan mendorong dahinya.. sampai Jang Mi menghilang. Tak ada siapapun di hadapannya.


Ki Tae akan mandi, tapi Jang Mi memanggilnya dan langsung memeluknya. Ki Tae terkejut, ia mulai melingkarkan tangannya, memeluk Jang Mi.. tapi tak ada siapapun, Ki Tae hanya memeluk udara kosong.


Ki Tae tak bisa tidur dan benar-benar merasa tak nyaman di rumahnya sendiri sekarang, jadi pergilah ia ke jimjilbang, dan malah bertemu Hoon Dong di sana. Hoon Dong heran, biasanya Ki Tae tak tidur di sini. Ki Tae tak menjawab, malah menebak kalau Hoon Dong diusir lagi. Hoon Dong minta Ki Tae tak mengatakannya pada Hyun Hee, dengan uang yang ia sembunyikan dari ibunya, Hoon Dong membeli rumah, ia akan pindah setelah menikah. Hoon Dong mengeluh, sekarang aku punya banyak hutang, aku harus bagaimana?

“Kau ingin jadi cleaning service di klinikku?” tanya Ki Tae. Yang jelas langsung ditolak Hoon Dong, hahaa. “Kau akan datang ke pernikahanku kan?” tanya Hoon Dong. Ki Tae malah bertanya soal Jang Mi, apa ia akan datang?


Jang Mi menemani Hyun Hee periksa kandungan, dan Hyun Hee menyodorkan undangan pernikahannya, kau akan datang ke pernikahanku kan unni? Jang Mi membuka undangannya dan heran, pernikahan kalian di sungai Han? Hyun Hee mengiyakan, akan ada pesta sampanye di siang bolong, kedengaran menyenangkan kan? Jang Mi malah khawatir dengan orang tua mereka, mereka akan datang ke pernikahanmu? Hyun Hee minta Jang Mi tak usah khawatir, kau harus datang nanti. Jang Mi tersenyum mengiyakan, tapi... apa Ki Tae juga datang?


Jang Mi sibuk memilih baju, sampai ia tersadar kenapa ia serepot ini. Sementara itu Ki Tae juga sedang bersiap-siap (tanpa ribet milih baju). Ia teringat jawaban Hoon Dong kalau Jang Mi tentu akan datang, dia orang yang mempertemukannya dengan Hyun Hee. Saat itu Ki Tae berkata pelan berarti ia tak usah pergi. Hoon Dong langsung menebak kalau Ki Tae belum bisa melupakan Jang Mi. Ki Tae berusaha menyangkal, ia hanya tak ingin berurusan lagi dengannya.


“Benarkah? Maka tak usah datang,” suruh Hoon Dong. Ki Tae terpaksa mengalah, ia akan datang sebentar untuk menyapa. Dan Hoon Dong langsung buat ekspresi lucu, tau kalo sahabatnya ini kangen berat sama Jang Mi, fufuu..


Wedding day. Ki Tae datang dan tak melihat Jang Mi, apa dia tak datang? Jang Mi baru datang, tapi ia ragu, ia tak cukup berani berhadapan dengan Ki Tae dan berbalik pergi. Tapi ia ragu lagi, ini kan pernikahan Hyun Hee, baiklah aku akan langsung pergi setelah menemuinya. Baru berapa langkah Jang Mi berhenti lagi, “Tapi aku pasti akan bertemu Ki Tae, dia pasti akan semakin terluka.” Jang Mi berbalik dengan sedih, dan ada ibu Hyun Hee di hadapannya. “Kalau mau masuk, masuk saja. Jika tidak, pergi sana,” komentar ibu Hyun Hee kesal. Jang Mi tak enak dan pamit pergi, tapi ibu Hyun Hee tersenyum dan menariknya masuk, kau temannya Hyun Hee kan?


Di dalam Ki Tae malah bertemu Se Ah. Tak ingin menjawab satupun perkataan Se Ah, Ki Tae pergi, dan melihat keberadaan Jang Mi. Ki Tae berjalan perlahan menuju Jang Mi yang membeku. Jang Mi berbalik dan bergumam gugup dalam hatinya, dia akan kesini.. dia akan kesini.. dia akan kesini.


Ki Tae memang mendekat, tapi langkahnya terhenti oleh kedatangan pengantin kita hari ini, Hyun Hee dan Hoon Dong. Mereka melangkah bahagia menuju altar pernikahan. Setelah tukar cincin, Hoon Dong yang malu-malu hanya mencium pengantinnya di kening, tapi Hyun Hee menarik Hoon Dong dan menciumnya di bibir. Semua langsung bersorak, haha.


Selanjutnya, perkenalan dari masing-masing pihak mempelai. Hoon Dong memberi isyarat MC untuk melewatkan bagian itu, tapi Jang Mi memotong dan berkata ibu Hoon Dong sudah datang. Hoon Dong langsung berteriak memanggil ibunya seperti anak 5 tahun, dan berlari memeluk ibunya terharu. Hyun Hee berterimakasih, ibu Hoon Dong berpesan agar mereka selalu bahagia, jika kau mengomeli dia, aku akan.. Ibu Hyun Hee juga menghampirinya penuh haru, dan menariknya ikut merayakan kebahagiaan anak-anak mereka.


Se Ah menghampiri Jang Mi, mengajaknya minum bersama. Melihat Jang Mi yang enggan, Se Ah menyalahkan Jang Mi yang merusak semuanya, bukan dirinya. Ia sudah kenal Ki Tae selama 20 tahun, ia sudah sering sekali makan bersama dan bicara banyak hal dengannya. 


Se Ah berkata Jang Mi belum mengenal masa lalu Ki Tae, ia selalu bersamanya sejak dulu dan ia terlalu memaksa dirinya. “Saat aku minta ia menikah denganku, ia bilang oke. Saat aku ingin kami berpisah, ia juga bilang oke. Aku menginginkannya, tapi aku tau aku tak bisa membuatnya menurut terus. Itu sebabnya aku ingin punya anak sepertinya. Aku akan menyingkir darinya mulai sekarang,” ucap Se Ah panjang lebar.


Ki Tae melihat mereka dari kejauhan. Se Ah belum pernah membuka hatinya pada siapapun, tapi ia sadar tak bisa memaksa orang memiliki perasaan yang mereka tak punya. “Kau bilang ketulusan pasti bisa dimengerti orang, tapi kenapa ketulusan hatiku tak bisa dipahaminya?”


Jang Mi tau dan menyindir Se Ah, tapi siapa yang menyebarkan kebohongan itu? Pasti menyakitkan karena tak bisa dipahaminya, benar kan? Sebenarnya tak semua orang tau arti ketulusan, kita ingin bahagia dan dicintai, semua orang pasti ingin tulus mendapatkannya. Karena semua ingin begitu, jadi tulus itu sulit. Jang Mi tersenyum samar dan pergi.


Ki Tae menyusul Jang Mi dan memanggilnya. Panggilan itu membuat Jang Mi lagi-lagi membeku, ia berbalik menatap Ki Tae. Pergolakan batin mulai terjadi di antara keduanya.


Jang Mi: [Aku sangat berharap situasi ini akan terjadi.]

Ki Tae: [Aku sudah berpikir jutaan kali apa yang harus kukatakan ini.]

Jang Mi: [Haruskah kubilang aku merindukannya?]

Ki Tae: [Akankah dia percaya padaku? Tidak, atau dia akan menertawakanku?]

Jang Mi: [Haruskah kubilang mari kita berteman lagi?]

Ki Tae: [Apa aku bisa melakukannya?]

Jang Mi: [Aku pasti bisa, kan?]


Keduanya mulai bicara bersamaan. Ki Tae mempersilahkan Jang Mi bicara duluan. Jang Mi menatap Ki Tae lurus dan bergumam dalam hatinya, aku merindukanmu.. aku merindukanmu.. aku merindukanmu. Tapi bukan kata itu yang keluar dari mulut Jang Mi, karena ia malah menutup matanya dan minta Ki Tae bersikap baik pada Se Ah. Ki Tae tertegun, kenapa?

“Dia masih mencintaimu,” ujar Jang Mi.


“Aku tak mencintainya,” jawab Ki Tae langsung. Tapi dia sangat menderita, sahut Jang Mi. Ki Tae mendesah kesal, apa yang bisa kulakukan untuknya? Jika aku tak bisa memberikan hatiku, lebih baik aku memutuskan hubungan dengannya, agar aku tak menyakitinya lagi dan lepas dari rasa bersalah. Jang Mi tau itu masa lalu,tapi Ki Tae tak harus mengabaikan orang yang mencintaimu, kau bertanggung jawab pada perasaannya. “Maka kau juga bertanggung jawab atas perasaan Yeo Reum,” sahut Ki Tae. Jang Mi akan mencoba bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.


“Kau sungguh berharap aku mencintainya? Kau benar-benar ingin aku bersama Se Ah?” tanya Ki Tae marah. Jang Mi mengiyakan. Ki Tae mengerti dan menarik Se Ah pergi. Jang Mi akhirnya mengeluarkan air mata yang daritadi ditahannya.


Ki Tae terus menarik Se Ah dan baru melepaskannya saat Se Ah terus berteriak Ki Tae akan membawanya kemana. Se Ah bisa tau perasaan Ki Tae yang tulus hanya dengan melihatnya dari belakang. “Pergilah..” ucap Se Ah yang berlalu sedih. Tanpa menunggu sedetik pun, Ki Tae berlari.. mencari Jang Mi.


Jang Mi berdiri di tepi sungai, memandangi ponsel pemberian Ki Tae sedih dan meyakinkan dirinya kalau ia pasti bisa sendirian sekarang. “Selamat tinggal, Gong Ki Tae..” ucap Jang Mi sebelum melempar ponselnya ke sungai. Ponsel itu terlepas dari tangan Jang Mi persis saat Ki Tae menelponnya. Jang Mi tergeragap, tapi terlambat, ponsel itu sudah mendarat di air.


Ki Tae terus berlari mencari Jang Mi, sementara Jang Mi akhirnya sadar, ia tak ingin melepaskan Ki Tae, ia ingin bersama Ki Tae. Jang Mi mulai berlari. Keduanya terus berlari, saling mencari.




Komentar:
Setiap liat scene Jang Mi berulang kali bilang dalam hati aku merindukanmu.. aku merindukanmu.. aku merindukanmu, berulang kali juga aku pengen nangis. Huhuu, sedih sekalii.

Tapi jangan khawatir, i can smell lovey dovey scenes after this sad episode, huehehee, just wait! :p

1 comment:

  1. thanks ya min, 4 episode lagi ni. nggak sabar nunggunya

    ReplyDelete