Sunday, August 17, 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 13 Part 1


Jang Mi dan Ki Tae bertengkar dengan dramatis. Tak ada yang mau mengalah, sampai Jang Mi tak tahan. Ki Tae mengejar dan berhasil menahannya. Ki Tae sama sekali tak melunak, ia terus berteriak, sampai Jang Mi ketakutan.

Episode 13. Don’t Rely on Anyone or Expect Anything


Our newlywed, Hoon Dong dan Hyun Hee sudah berganti kostum dan siap berangkat bulan madu, semua tamu melepas kepergian mereka dengan gembira. Tapi tidak dengan Ki Tae, ia belum menemukan Jang Mi yang ponselnya bahkan terus tak aktif.


Sementara Jang Mi terus berlari. Mencari Ki Tae. Sampai ia terhenti dengan sedih. Yeo Reum heran melihat Jang Mi. Flashback, Jang Mi memberinya cek 5 juta won untuk membayar hutang ke Ki Tae, ia juga sudah mengacaukan trufflesnya. Yeo Reum menolak,tapi Jang Mi menarik tangannya, ingin Yeo Reum menerimanya. Yeo Reum kesakitan, Jang Mi curiga dan membuka lengan dan bahu Yeo Reum yang penuh plester. Yeo Reum menyingkirkan tangan Jang Mi, ini karena ia mengangkat 3000 batu bata. “Kau bekerja di bangunan?” tanya Jang Mi kaget.


Yeo Reum melakukannya untuk membayar hutangnya pada Ki Tae, agar ia tak malu pada Jang Mi. Jang Mi minta maaf, ia menyakiti semua orang dengan mimpinya yang aneh, termasuk pada Yeo Reum. Yeo Reum berkata ia tak apa-apa. Jang Mi menganggap itu mimpi indah yang terjadi sekali seumur hidupnya dan pergi setelah berterimakasih pada Yeo Reum.

Yeo Reum menyusulnya dan menaruh amplop tadi di tangan Jang Mi. Jang Mi tak mau, ia melakukannya agar pikiriannya tenang. Yeo Reum mengembalikannya lagi, tak seharusnya pikiranmu tenang. Jang Mi menyuruh Yeo Reum tak mengangkat batu bata lagi, temukan mimpimu, dan amplop itu berpindah ke tangan Yeo Reum lagi.


“Setidaknya aku masih muda. Apa yang akan kau lakukan tanpa uang di umurmu?” jawab Yeo Reum memberikan amplopnya lagi. Jang Mi jadi kesal, ia memang lebih tua, jadi dengarkan noona-mu ini. “Noona, apa kau sekaya itu?” ucap Yeo Reum sambil perlahan merobek amplop itu. Jang Mi langsung teriak, itu uang pesangonku! Gerakan Yeo Reum terhenti, uang pesangon? Jang Mi membenarkan, banyak hal yang terjadi, ia tak bisa khawatir pada Yeo Reum juga. Jang Mi minta Yeo Reum menerimanya saja dan pergi.


Back to now. Yeo Reum bertanya-tanya apa yang Jang Mi lakukan. Jang Mi bahkan baru sadar ada seseorang di depannya saat Yeo Reum mengibaskan tangannya persis di depan muka Jang Mi berkali-kali. Jang Mi heran, kenapa kau disini? Yeo Reum datang karena diundang Hoon Dong, dan bertanya balik kenapa Jang Mi disini? Jang Mi berkata pelan kalau ia ingin membiarkannya pergi dengan tenang, tapi malah berakhir dengan masalah lagi. Yeo Reum mengajak Jang Mi pergi, kau sudah bertepuk tangan pada kegembiraan mereka, kita harus menemukan kebahagiaan kita sekarang.



Yeo Reum membawa Jang Mi ke sebuah tempat. Yeo Reum berencana membuka restoran, ia yang akan jadi chef dan Jang Mi managernya. Jang Mi kaget. Yeo Reum mengajak Jang Mi menjadi rekan bisnisnya, ia akan menerima 5 juta won itu sebagai investasi. Jang Mi tak semangat, 5 juta won tak cukup untuk membuka restoran. Yeo Reum berkata ia punya investor lain, tapi ia tak mau memberitahu Jang Mi. Jang Mi jadi curiga, jadi Yeo Reum berkata ia dapat investor dengan menunjukkan 12 masakan terbaiknya. Jang Mi tetap curiga, hidup tak semudah itu, dan lokasinya juga tak bagus, siapa yang kau percayai?

“Kau,” jawab Yeo Reum yang berterimakasih, ia punya mimpi berkat Jang Mi, jadi bertanggungjawablah. Jang Mi sudah bilang kalau ia sudah bangun dari mimpinya, ia senang Yeo Reum menemukan mimpinya dan yakin Yeo Reum pasti akan berhasil, lalu pergi.


Jang Mi melakukan hal-hal baru untuk dirinya. Potong rambut (Jang Mi makin cantiik yah?). Beli ponsel baru, meski itu mengingatkannya pada Ki Tae. Jang Mi segera sadar dan meyakinkan dirinya sendiri, tak bergantung pada siapapun atau berharap apapun, harus bertahan hidup meski ditinggalkan sendirian. Sekarang saat aku bangun dari mimpiku, aku melihat kenyataan.


Meski itu kenyataan pahit. Jang Mi berkali-kali melamar pekerjaan ke butik atau dept.store, tapi berkali-kali juga ia ditolak. Ada yang mengatainya terlalu muda, sedikit tua, dan masalah utama adalah pertengkarannya dengan pelanggan sampai ia dipecat. Jang Mi meyakinkan kalau itu memberinya pelajaran hidup dan tak akan terulang lagi, tapi sayangnya ia tak dipercaya, orang tak berubah semudah itu. Sedih, Jang Mi baru sadar kewajiban seperti ini menunggunya setiap hari saat ia sibuk dengan kehidupan cintanya. Mereka datang menekannya sekaligus dan membuat Jang Mi terjatuh.


Ibu Jang Mi termenung sedih di ruang tunggu rumah sakit (wait, jangan bilang ibunya Jang Mi sakit parah).


Seorang pasien wanita terus mengeluh di depan Ki Tae. Ia sudah membayar mahal untuk operasi, tapi tak ada satupun yang memperhatikan apa yang berubah, tak ada satupun yang berkata ia lebih cantik, tak ada yang tau. Ki Tae yang sibuk dengan pikirannya sendiri tak begitu mendengarkan sampai wanita itu berteriak memanggilnya. Ia ingin Ki Tae mengulangnya, ini terlalu natural untuknya, ia ingin sesuatu yang lebih dramatis. Ki Tae akhirnya bilang ia tau wanita itu sudah pernah operasi di rumah sakit lain dan berkata kulit di bawah mata sangat tipis dan sensitif. Wanita itu tak peduli, ulang saja untukku.


Ki Tae menjelaskan kalau wanita itu tak punya banyak jaringan yang tersisa untuk operasi, jika kau melakukannya dengan berlebihan, kau mungkin tak akan bisa menutup matamu. Wanita itu terkejut sebentar, tapi wanita itu minta Ki Tae gunakan kemampuannya, dan hidungnya ini hasil pekerjaan Ki Tae, ulangi itu juga. Ia dengar ada sesuatu yang lebih heboh dari silikon akhir-akhir ini, namanya tissue gra..?


“Tissue grafting,” sahut Ki Tae. Wanita itu membenarkan, ia ingin silikonnya diambil, ulangi untukku dengan itu. Ki Tae menyentuh hidung wanita itu, silikonnya masih keras, ia akan melakukannya 2 tahun lagi. Wanita itu marah, lalu aku harus hidup dengan wajah seperti ini selama 2 tahun? Ia mempertanyakan pelayanan Ki Tae, ia benar-benar tak puas di sini.

“Aku seorang blogger, kau tau berapa banyak orang mengunjungi blogku dalam sehari? Kau ingin aku membuat rumah sakitmu tutup?” ancam wanita itu. Ki Tae tak takut, ia memberikan diagnosisnya sebagai tenaga ahli, kau seharusnya tak memperbaiki wajahmu, tapi sesuatu yang lain, kau tak butuh dokter bedah plastik, tapi dokter bedah psikologis. Wanita itu speechless, a..apa?


Ki Tae membuka pintunya lebar-lebar, menyuruh wanita itu keluar, kau pasti sibuk menulis review negatif. Wanita itu makin marah dan minta Ki Tae tunggu saja, ia blogger yang berpengaruh! Ki Tae tak tampak peduli sedikitpun.


Ki Tae ke cafe Hoon Dong dan langsung disambut Hoon Dong, dengan penampilan barunya, pakaian lebih rapi dan.. rambut hitam. Hoon Dong melihat Ki Tae heran dan malah menari-nari seperti bebek bertanya bagaimana penampilannya, ini pekerjaan istrinya. Ki Tae malah kesal melihatnya, kau harusnya datang menyapa setelah bulan madu. Gerakan aneh Hoon Dong terhenti, ia minta maaf, setelah menikah istrinya yang jadi bosnya. Hyun Hee tiba-tiba muncul dan tanya apa yang Hoon Dong katakan. “Kau sangat manis, sangat baik. Kau sangat manis sampai aku tak bisa lepas,” jawab Hoon Dong, tentu saja bohong.


Ki Tae berkata ia lapar dan minta Hoon Dong menyediakan apapun yang cepat. Selagi Hoon Dong ke dapur, Hyun Hee menemani Ki Tae dan mengomentarinya yang tampak baik-baik saja setelah membuat Jang Mi sangat kacau. Ki Tae tak mengerti, tapi Jang Mi yang mengabaikannya, ia mengganti nomer telponnya dan juga keluar dari pekerjaannya.


“Dia tak keluar, dia dipecat karena kau,” sahut Hyun Hee. Ki Tae bingung, karenaku? Hyun Hee menjelaskan ini semua karena pertengkaran ibunya dengan wanita itu, kau ini benar-benar tak tau apa-apa ya? Kau tau kalau orangtuanya akan bercerai? Ki Tae kaget. Hyun Hee menyindir Ki Tae yang hanya peduli saat membutuhkan Jang Mi dan sekarang kau memperlakukannya seperti sampah.


Hoon Dong datang dengan makanan untuk Ki Tae, tapi Hyun Hee mengambilnya lagi, ia tak pantas mendapatkannya. Hoon Dong bertanya heran apa yang terjadi pada Ki Tae, tapi Ki Tae hanya terus mendesah, merasa bersalah.


Ibu Jang Mi kembali ke rumah, ia minta persetujuan ayah menyelesaikan semuanya tanpa jalur hukum, ia sudah membuang waktunya selama 30 tahun, ia tak punya banyak waktu lagi untuk dibuang. Ayah mengambil kesimpulan kalau ibu hanya menginginkan uangnya. Ibu membenarkan dengan sedih, ia butuh uang. Ayah beranjak ke kamar, mengambil bajunya, menyingkirkan baju ibu dari koper dan memasukkan miliknya.


“Sekarang saat ibu kembali, ayah pergi?” tanya Jang Mi. Tapi ayah benar-benar pergi. Jang Mi hanya berkomentar dingin kalau ibu dan ayahnya bertengkar seumur hidup karena uang, dan juga tak bisa berpisah dengan damai karena uang. Benar-benar orangtua yang menakjubkan. Ibu hanya bertanya heran kenapa Jang Mi ada di rumah jam segini? Melihat Jang Mi hanya diam, ibu bisa menebak apa yang terjadi. Jang Mi berkata ia sedang mencari pekerjaan baru.


Ibu terduduk, suamiku hanya memberiku masalah, kenapa aku harus mengharapkan sesuatu yang berbeda darimu? Jang Mi mengiyakan dengan kesal, ia akan menghasilkan uang banyak dan pergi.. meninggalkan ibu yang hanya menghela napas sedih.


Jang Mi sendirian di restoran ayam orang tuanya yang sepi. Ia ke kulkas dan mengambil satu botol soju, tapi saat hendak membukanya gerakan Jang Mi terhenti, ia kan mau berhenti minum juga. Tapi Jang Mi ragu, berkali-kali ia menaruh dan mengambil lagi botol soju itu.


“Kau bukan Jang Mi kalau berhenti minum,” terdengar suara Ki Tae tiba-tiba. Jang Mi menoleh, dipikirnya ini mimpi, tapi saat Ki Tae mengajaknya bicara, sadarlah Jang Mi kalau Ki Tae benar-benar ada di hadapannya. Ki Tae bertanya soal Jang Mi yang dipecat karenanya. Jang Mi minta Ki Tae tak usah khawatir, ia baik-baik saja. Ki Tae juga dengar soal orang tua Jang Mi, yang disambut Jang Mi dingin, itu tak ada hubungannya denganmu. Ki Tae ingin memperbaiki semuanya dan bertanggung jawab seperti seharusnya.


Jang Mi tak mau, pergilah, aku sedang berusaha bekerja di sini. Tapi tak ada seorang pun di sini, jawab Ki Tae. Jang Mi berkata ia harus menunggu orang untuk datang, dengan itu ia bisa menjual satu atau dua ayam. Ki Tae mungkin tak pernah tau perasaan pemilik restoran tak terkenal yang sangat berbeda dengan rumah sakitnya dimana orang-orang berduit membuang uang mereka.


“Kalau begitu aku akan membelinya, berikan semua yang kau punya di sini,” sahut Ki Tae sambil mengeluarkan dompetnya. Jang Mi marah, apa waktunya yang berharga hanya senilai beberapa potong ayam? Jang Mi tak ingin membuang waktunya untuk Ki Tae lagi dan Ki Tae tak perlu memperhatikannya, ia hampir melupakan Ki Tae dan menjalani kehidupannya sendiri. Jang Mi bangkit dan minta Ki Tae pergi. Ki Tae pun pergi, dengan berat hati.


Di rumah sakitnya, Ki Tae membaca tulisan blogger wanita itu. Ia mengatai Ki Tae arogan dan berakting seperti dia bertalenta. Ki Tae setuju, ia memang arogan, tapi ia tak berakting seperti bertalenta, aku memang bertalenta. Wanita itu juga menulis harusnya Ki Tae membuat gadis menjadi cantik, tapi ia tak mengerti kita dan ia seperti seseorang yang sibuk di dunianya sendiri. Well, Ki Tae bergumam kalau hampir semuanya benar, haha, kasian.


“Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita menuntutnya dan memintanya menghapus itu,” tanya seorang perawat mengagetkannya. Ki Tae berkata untuk tunggu dan lihat saja, rumor di internet tak akan bertahan lama.


Bibi melaporkan soal itu pada ibu Ki Tae, jika kita mencari tentang dokter bedah plastik Gong Ki Tae, akan muncul banyak sekali review negatif tentang kemampuannya. Bibi tak mengerti dengan apa yang Ki Tae pikirkan, ia tak melakukan apapun soal ini, bagaimana kalau ia harus menutup rumah sakitnya? Apa kita harus melakukan sesuatu? Tapi ibu tak ingin ikut campur, biarkan saja dia sendiri, ini adalah hidupnya.


Dan yang dikhawatirkan benar-benar sibuk dengan hidupnya, mengawasi Jang Mi dari kejauhan. Restoran benar-benar sepi dan Jang Mi hanya sibuk mengejar lalat dengan raketnya. Ki Tae tertawa, ia tak tega dan menelpon restoran, minta Jang Mi mengantarkan 10 box ayam ke Yeongyeol Park. Ia mengubah suaranya dengan menutup hidung agar Jang Mi tak tau Ki Tae yang menelpon dan sumpah suaranya lucu banget, hahaa. Jang Mi langsung kegirangan dan sibuk menyiapkan pesanan. Saat siap, Jang Mi dan sepedanya pergi ke taman yang dimaksud, dan seorang pria gendut menerima pesanannya. Jang Mi riang menghitung uangnya dan bergumam cinta tak memberikan kebaikan apapun, uang adalah yang terbaik.


Ki Tae yang daritadi melihatnya dari balik pohon menghampiri pria itu begitu Jang Mi pergi. Pria gendut itu bertanya kenapa kau tak menerimanya sendiri? Ki Tae berkata ceritanya panjang, dan mengambil ayamnya, menyisakan beberapa kotak untuk pria itu.


Di rumah, Ki Tae sibuk dengan ayam-ayam itu dan iseng melempar tulang-tulang ayamnya ke tempat sampah. Semua masuk. Hari berikutnya, Ki Tae masih sibuk dengan ayam-ayam itu, tapi tak ada yang berhasil masuk ke tempat sampah dengan tepat. Sampah jadi berserakan di mana-mana. Ki Tae yang hanya bermalas-malasan di rumah bertanya-tanya apa yang sedang Jang Mi lakukan sekarang.


Dan Ki Tae pun memesan ayam lagi dengan suara anehnya, dan minta diantar ke Yeongyeol Park lagi. Jang Mi menerimanya dengan gembira dan saat sampai taman, pria gendut itu sudah menunggunya. Melihat Jang Mi kelelahan, pria gendut itu menyodorkan sebotol minuman, hampir kelepasan berkata soal Ki Tae yang sebenarnya menyiapkan minuman itu. Jang Mi berterimakasih, dan langsung meminumnya. Di kejauhan, Ki Tae tertawa lebar melihatnya.


Ayam-ayam itu Ki Tae bagikan ke siapapun. Ke rumah sakitnya. Ke Hoon Dong (katanya hadiah pernikahan, hahaa). Dan ke nenek. Nenek memakannya diam-diam bersama bibi. Nenek bisa tau kalau Ki Tae belum bisa melupakan Jang Mi. Bibi heran nenek tau dari mana, sepertinya mereka sama sekali tak bertemu. 


Nenek pun menunjuk box ayamnya, Joo’s, siapa lagi kalau bukan milik keluarga Jang Mi. Nenek mengatai Ki Tae pengecut yang tak bisa bertindak seperti seorang pria, dia hanya berkeliaran di sekitar Jang Mi. “Jadi ia menyampingkan pekerjaannya karena Jang Mi?” tanya bibi sambil sibuk menikmati ayamnya. Dan ups, ibu ternyata mendengar pembicaraan mereka.


Ayah Ki Tae berkata pada ibu kalau ia akan pergi sebentar, dan ibu menyuruhnya kembali dalam 15 menit. Ayah terdiam dan mengusulkan ibu untuk berlibur dengan nenek dan bibi karena pasti membosankan di rumah seharian dan Ki Tae juga sudah membuat stress. Ibu tau kalau ayah sedang mencoba menendangnya keluar dengan omongan manis. “Apa yang kau inginkan?Aku akan melakukan apapun untukmu,” sahut ayah.


“Perceraian. Tak ada satupun di antara kita bisa keluar dari rumah ini tanpa bercerai,” jawab ibu dingin lalu pergi. Ayah terdiam. Yay, akhirnya ibu Ki Tae minta cerai juga!


Jang Mi terkejut saat Hyun Hee memberitahunya soal rumah sakit Ki Tae yang sepertinya akan segera ditutup, ia sudah menghina pasien secara verbal. Karena pasien berhenti datang, cafe juga jadi sepi. Hyun Hee pikir ia tak perlu pusing soal uang setelah menikah, kalau begini kita terpaksa minta bantuan ibu mertuaku. Jang Mi terdiam daritadi, apa Ki Tae separah itu? Hyun Hee menyuruhnya melihat sendiri di internet kalau sangat khawatir.


Yeo Reum di restorannya yang sedang direnovasi juga melihat berita itu. Ia pergi minum bersama Jang Mi. Jang Mi minum nikmat sekali setelah sekian lama berhenti minum. Yeo Reum heran dan bertanya kenapa? Menurut Jang Mi pantangan membawa keuntungan lain, ia jadi mencoba menemukan dirinya sendiri. Yeo Reum langsung berkata Jang Mi aneh, kau kan ada di sini, apa lagi yang kau cari?


“Aku tak pernah memikirkan diriku sendiri, aku hanya memikirkan orang lain. Aku perlu jadi mandiri,” jawab Jang Mi. Ia tak ingin menjadi dirinya yang buruk lagi, ia tak ingin bergantung pada orang lain. “Kenapa tidak?” tanya Yeo Reum. Jang Mi kesal, minta Yeo Reum berhenti menanyainya kenapa. Sekali ia bergantung pada orang lain, ia terus mengharapkan lebih.


Yeo Reum: “Apa yang salah dengan itu? Hidup tak akan menyenangkan tanpa harapan, kau lebih lucu saat membuat masalah. Kau jadi.. sedikit jelek sekarang.” Jang Mi cuma mendengus kesal. Yeo Reum tanya haruskah kita membantu Ki Tae? Jang Mi tertawa seakan tak peduli, tapi lalu bertanya bagaimana caranya? Secara rahasia, jawab Yeo Reum. “Rahasia bagaimana?” tanya Jang Mi lagi.


Dan yang dikhawatirkan lagi-lagi sibuk dengan dunianya, Ki Tae malah merasa perutnya yang membuncit gara-gara kebanyakan makan ayam itu cute dan menggumamkan nama Jang Mi berkali-kali. Bel pintu rumah berbunyi, Ki Tae langsung berbinar-binar, Joo Jang Mi? Secepat kilat Ki Tae membereskan barang bukti, semua tulang ayam dan kotaknya ia singkirkan. Tapi saat membuka pintu senyum Ki Tae menghilang. Se Ah yang datang.


Se Ah masuk dan menyuruh Ki Tae menuntut wanita itu dulu. Ki Tae hanya merespon kalau semua itu benar, ia malas harus berhadapan dengan wanita psycho itu lagi. Se Ah membenarkan, seperti yang kau bilang wanita itu harusnya didiagnosis psychoanalisis untuk ketagihan bedah plastik. Se Ah menyodorkan berkas yang bisa untuk bukti. Ki Tae tak tertarik. “Gong Ki Tae, apa malah kau yang membutuhkan psychoanalisis?” tanya Se Ah khawatir.


Ki Tae menenangkan, ia tak pernah selega ini sebelumnya. Ternyata tak melakukan apapun bisa sangat produktif, bisa lebih rajin, bisa lebih spesial, bisa lebih sempurna, lebih, lebih, lebih. Ki Tae pikir ia akan sangat kacau jika ia berhenti tanpa meraih lebih, tapi saat ia berhenti ia sadar itu bukan apa-apa. Sekarang ia tak perlu mendengar para gadis memintanya membuat mereka lebih cantik. Ki Tae merasa damai. Itulah kenapa orang perlu belajar untuk melepaskan apa yang mereka punya.


“Bukan karena kau khawatir kau akan malu saat kau mencobanya dan tak berhasil?” tanya Se Ah. Bagaimanapun, Se Ah akan bicara dengan wanita itu. Ki Tae mencegahnya, itu tak perlu. “Tak apa-apa, aku tak punya wajah lagi untuk merasa malu,” sahut Se Ah lalu pergi.

Bersambung ke Part 2


Komentar:
Astagaa, Ki Tae yang gila bersih jadi berubah 180 derajat! Rumahnya sampe kayak kapal pecah gitu gara-gara ayam. Dan aneh rasanya liat dokter bedah plastik kok cuma males-malesan di rumah..

Btw bukannya spoiler, tapi episode minggu ini is just too good, sampe nggak bosen-bosen rerun dari kemaren, jadi sinopis yang harusnya bisa selesai lebih cepat jadi... yaa gitu deh. Hehee, semua salah urri Nemo couple yang super cute! :3 

6 comments:

  1. Thanks sinospsisnya....ditunggu part 2 nya :)

    ReplyDelete
  2. yeah, thanks sinopsisnya....
    selalu dinanti kelanjutannya..g sabar sama kelakuan nemo couple selanjutnya

    ReplyDelete
  3. Semangat mbak, aku kirain knpa mbak jadi lama nulisnya. Ternyata karena masih berlarut-larut toh

    ReplyDelete
  4. Akhirx rambut Hoon Dong berwarna gelap jg hehehe...
    Sukaa episode di part ini ngelihat cowok yg stalking-in cewek...
    Semangat mb difa nulisx..mmg episode yg asyik utk sll di rerun...

    ReplyDelete
  5. New reader...di blog ini..^_^ salam kenal...dan mksh ....kamsahamnida....*bungkuk 90°

    ReplyDelete