Friday, August 8, 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 10 Part 1


Di hari hujan, suasana di ruang keluarga Ki Tae begitu tegang, Jang Mi dan ibu Ki Tae saling melempar pandang serius. Jang Mi: “Apa ini sungguh punya arti khusus buatmu, ibu?” Ibu mengiyakan.


Jang Mi masih meyakinkan, “Apa sangat... penting?” Ibu kembali mengiyakan, maka itu kau harus memperlakukannya dengan istimewa.


Jang Mi mengambil batu pajangan di meja, dan menggunakannya untuk memukul sesuatu. Semua kaget. Tapi terlambat, dari suaranya batu itu sudah menghancurkan benda yang berharga bagi ibu Ki Tae.

Episode 10. You must not be found even until the last moment


Yeo Reum sampai di penginapan dan berusaha membangunkan Hoon Dong. Hoon Dong yang mabuk bangun dan mencium Yeo Reum (iyuuh), setelah itu ia malah tertawa-tawa dan tidur lagi. Yeo Reum shock (dengan ekspresi kaget yang aneh, mian Jin Woon-ssi). Terpaksa Yeo Reum menarik Hoon Dong keluar dan melemparkannya ke ember berisi air. Barulah Hoon Dong bangun dan sadar dari mabuknya.


Hoon Dong yang basah kuyup mengikuti Yeo Reum, tapi ia tak mengerti kenapa ia harus menemui Hyun Hee yang pergi ke kuil. Yeo Reum hanya berteriak agar Hoon Dong cepat mengikutinya. Langkah Yeo Reum terhenti saat melihat Jang Mi dan Ki Tae yang berciuman. Yeo Reum diam, tak tau harus bereaksi apa. Suara Hoon Dong yang minta Yeo Reum menunggunya membuat Jang Mi dan Ki Tae melepaskan ciuman mereka.


Yeo Reum mendekati mereka, seolah tak terjadi apa-apa. Ia tersenyum dan bertanya apa mobil dereknya belum datang? Jang Mi bertanya canggung, dimana Lee Hoon Dong? Yang dicari muncul dengan langkah tertatih-tatih, ia masih mengeluh kenapa harus datang kesini. Yeo Reum tetap dengan senyumnya yang biasa, tapi tak bisa dipungkiri suasana jadi canggung.


Di kuil, Hyun Hee kelelahan mengikuti semua gerakan yang dipimpin seorang biksu. Hoon Dong membuka pintu, Hyun Hee-ya. Hyun Hee kaget dan pergi begitu saja ke kamar. Hoon Dong berusaha menjelaskan, tapi Hyun Hee memintanya pergi saja. Hoon Dong menurut, tapi kemudian Hyun Hee berkata kehamilan ini adalah keajaiban untuknya, mari kita menghargai anugerah dari surga. Hyun Hee menangis dan mengijinkan Hoon Dong pergi. Ia akan menanggungnya sendiri. Hoon Dong juga menangis penuh penyesalan dan memeluk Hyun Hee dari belakang, kenapa harus bajingan sepertiku?


Hoon Dong memeluk Hyun Hee, meminta maaf. Hyun Hee tak yakin apa yang harus ia lakukan, ia sangat takut. Hoon Dong menenangkan, aku akan melindungimu. Hoon Dong lalu melepas pelukannya, ia mulai membelai wajah Hyun Hee, melepas kemejanya, dan akan melepas baju Hyun Hee saat biksu tiba-tiba masuk dan memarahi mereka. Ckckck, Hoon Dong ini yaa..


Hyun Hee senyum-senyum sendiri saat bekerja, sementara Jang Mi tampak stress. Manajer melihat mereka dan menegur keduanya untuk fokus dalam bekerja, jangan biarkan emosi pribadi kalian terlihat. Keduanya hanya mengiyakan. Ponsel Jang Mi berdering, Ki Tae menelponnya. Tapi ia mengabaikannya, dan bergumam pada dirinya sendiri untuk lupakan saja. Hyun Hee heran. Jang Mi beralasan ia cuma sedikit capek. Jang Mi tanya apa Hyun Hee baik-baik saja? Bagaimana dengan ngidammu?


Hyun Hee tidak ngidam dan minta Jang Mi jangan khawatir karena ia akan segera berhenti nanti. Ia akan sibuk mempersiapkan pernikahan. Jang Mi terkejut, kalian sudah membicarakan masalah pernikahan? Hyun Hee mengiyakan, sebelum perutnya membesar, oppa bilang ia akan bicara dengan ibunya. Jang Mi yang mengenal ibu Hoon Dong bergumam khawatir, tak akan semudah itu.


Dan ya, memang nggak mudah. Karena Hoon Dong malah diusir dari rumah, cuma pakai celana pendek dan kaus kaki lagi. Hoon Dong awalnya tenang, malah seperti petinju yang sedang mencoba gerakan, tapi tak lama ia mulai merengek dan menangis di depan pagar. “Ibu, aku sudah 33 tahun ibu!” (Paraaah, Hoon Dong ini anak mami banget)


Ibu Hoon Dong langsung datang ke toko menemui Hyun Hee. Hyun Hee menatapnya bingung, tak tau siapa ia. Jang Mi melihatnya dan buru-buru mendekat, tapi malah kena semprot ibu Hoon Dong. Mendengar keributan, manajer datang dan bertanya apa mereka membuat kesalahan padamu? Ibu Hoon Dong menuding satunya penguntit yang membahayakan kehidupan anakku, yang satunya lagi memanfaatkan anakku untuk tujuannya, mereka melakukan ini bersama! Ibu Hoon Dong bahkan menyalahkan manajer yang tak bisa mengurus anak buahnya. Alasan kenapa kalian bekerja di sini karena ingin berbaur dengan pria high class kan?


Jang Mi emosi dan membenarkan. Manajer meminta maaf atas nama mereka. Jang Mi tak terima, kami kan tak berbuat salah! Manajer berkata kalau kalian sudah mengganggu pelanggan lain. Dan ya, banyak orang kasak kusuk melihat pertengkaran mereka. Hyun Hee meminta maaf dan pergi. Manajer minta maaf sekali lagi. Ibu Hoon Dong menerimanya, tapi lain kali latih karyawanmu dengan benar dan pergi.


Jang Mi minta maaf pada manajer yang langsung mengingatkan untuk tak membawa urusan pribadi ke tempat kerja. Pastikan ini tak akan terjadi lagi, atau aku tak akan memaafkanmu. Jang Mi mengerti.


Jang Mi menyusul Hyun Hee yang menangis sedih di toilet, dan ia mulai ngomel soal ibu Hoon Dong, ia tak seharusnya membuat keributan di tempat kerjamu, tapi kenapa harus kita yang minta maaf? Hyun Hee berkata ia selalu bekerja dengan serius, saat ia berdiri di toko terlalu lama, ia serasa menjadi tas. Hyun Hee ingin terjual saat ia masih jadi produk terbaru, saat ada di harga tertinggi sebelum musim berlalu dan aku dipindahkan ke outlet lain. Jang Mi jadi khawatir. Hyun Hee tersenyum, kau pikir aku tak mempersiapkan untuk yang terburuk? Kupikir ia akan menamparku atau semacamnya.


Ibu Hoon Dong merasa harusnya ia menampar gadis itu tadi. Ibu Ki Tae menenangkan, kau melakukannya dengan baik. Ibu Hoon Dong berkata buruk soal Jang Mi yang tak mendapatkan anaknya, dia pergi ke temannya, dan dia mengatur temannya bersama Hoon Dong? “Tapi mencuri teman pacarnya dan mengencani mantan pacar teman adalah yang dilakukan anak kita”


Ibu Hoon Dong terkejut, jadi kau akan membiarkan Ki Tae dan Jang Mi menikah? Ibu Ki Tae membagi tipsnya, pertama, aku turuti persiapan pernikahannya. Rahasia tersembunyi para gadis pasti diungkapkan saat bersama ibu mereka, termasuk alasan untuk menikah, apakah karena cinta atau tidak. Ibu Hoon Dong mengangguk-angguk, terinspirasi.


Hyun Hee tak percaya, pertemuan keluarga kita? Mereka mengijinkan pernikahan kita? Jang Mi lega, kurasa ia langsung berubah pikiran saat bertemu denganmu, selamat! Hoon Dong tanya kapan sebaiknya kita adakan pertemuan? Ibuku ingin secepatnya. Hyun Hee merasa ini tiba-tiba, orang tuanya ada di kapal pesiar, jadi beberapa bulan ini mereka tak akan di sini.


Jang Mi heran, “Kapal pesiar?” Hoon Dong jadi penasaran, memangnya orang tuamu kerja apa? Hyun Hee berkata mereka menjalankan bisnis kecil di industri fashion. Hoon Dong tampak tertarik, dan Jang Mi baru tau, kau tak pernah menceritakannya. Hyun Hee beralasan ia dibesarkan menjadi mandiri, jadi orang tuanya pasti akan menyuruhnya mengurus pernikahannya sendiri. “Kita lewatkan saja pertemuan keluarganya, kita bisa bertemu orang tuaku di hari pernikahan nanti,” ujar Hyun Hee.

Hoon Dong merasa tak enak, ia harus menyapa mereka. Hyun Hee mengalihkan perhatian dan berkata anak mereka lapar. Hoon Dong langsung menyuruh Hyun Hee makan pastanya, makanlah sebanyak yang kau mau. Jang Mi merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi dan berbalik pergi.. persis saat Ki Tae datang. Jang Mi super panik dan kembali duduk.


Hyun Hee heran, kau bilang mau pergi? Jang Mi tertawa canggung, aku masih mau di sini sebentar. Tapi orang yang membuatnya canggung malah duduk di sebelahnya. Jang Mi salah tingkah dan bangkit berdiri lagi, aku akan pergi! Hoon Dong komentar apa yang kau lakukan? Berdiri duduk terus! Yeo Reum yang ada di situ minta Jang Mi menunggu sebentar, pekerjaannya hampir selesai. Jang Mi mengangguk dan buru-buru lari keluar. Yeo Reum sadar sikap Jang Mi aneh, sementara Ki Tae? Senyum-senyum doang doi.


Jang Mi menunggu Yeo Reum, tapi malah Ki Tae yang menghampirinya dan mengeluh semua orang akan bisa melihatnya. “A..a..ap..apa?” tanya Jang Mi gugup. Ki Tae tertawa malas, kenapa tak kau tulis saja di dahimu kalau kita berciuman? Dan yak, Jang Mi buru-buru membekap mulut Ki Tae dengan tangannya, dan menyeretnya pergi.


Hyun Hee melihat mereka dan merasa ada yang aneh, katanya pertunangannya palsu, tapi kenapa mereka selalu dekat, apa mereka mulai saling suka? Hoon Dong juga merasa aneh, Ki Tae suka sendirian di rumah, tapi Jang Mi sering datang kesana. Ki Tae bukan orang yang mudah mengijinkan orang masuk ke rumahnya. “Pria dan wanita bersama dalam satu atap?” tanya Hyun Hee.


Yeo Reum muncul mengagetkan mereka dan berkata ia tinggal bersama Ki Tae hyung, kami tidur sambil berpelukan eraaat. Hoon Dong shock dan mengambil kesimpulan yang salah, jadi alasan kenapa Ki Tae sangat tidak ingin menikah... Hyun Hee kira Jang Mi unni dan Yeo Reum berkencan. Tapi Hoon Dong jadi curiga mungkin hubungan mereka juga palsu. Hoon Dong jadi jijik dan mengelap bahunya yang tadi dipegang Yeo Reum dengan air. Hahahaa.


Jang Mi menarik Ki Tae ke kantornya. Ki Tae kesal, kau ini kenapa? Kau tak membiarkanku bicara lebih dulu? Jang Mi menunjuk bibir Ki Tae, “Mulut itu! Mulutmu itu adalah masalah!” Ki Tae jadi menggoda Jang Mi, “Kenapa? Jantungmu berdebar saat melihat bibirku? Jantungmu berdebar makanya kau menghidariku?”

Jang Mi tadinya menyangkal, tapi lalu mengiyakan, sejujurnya aku menghindarimu, aku tak bisa tetap tenang dan bersikap seakan tak ada yang terjadi. “Saat aku di dekatmu, aku...” Jang Mi terhenti sebentar, “Aku selalu saja teringat hal itu.”


Jang Mi ingin bertanya sesuatu tapi takut, jadi ia bertanya “Apa kau menyukaiku?” sambil menutup mata. Ki Tae terdiam, tapi lalu tersenyum lebar.  Jang Mi mengira Ki Tae tertawa. Komentar Ki Tae, apa aku harus menangis? Jang Mi mulai tertawa canggung dan duduk. Jang Mi bersyukur, aku takut kau jadi suka padaku. Tapi Jang Mi yang gugup bahkan melihat ke arah lain saat mengatakan itu.


Masih tak berani menatap Ki Tae, Jang Mi berkata aku agak bingung tentang hubungan kita, jelas ini cuma skenario agar kau bisa hidup sendiri. Selain itu aku punya Han Yeo Reum, aku merasa bersalah, tapi kupikir aku harus membatasi. Ki Tae tak terima, “Apa yang mau kau batasi? Sudah kubilang jangan melewati batas, tapi kau selalu saja melewatinya.” Jang Mi meyakinkan (meski dia juga nggak yakin), kau tak mungkin menyukaiku kan? Tapi.. bagaimana dengan ciuman itu?

Ki Tae jadi kesal, karena kau mengeluh terus jadi aku ingin membungkam mulutmu, kenapa? Jang Mi tak percaya dan marah Ki Tae menciumnya hanya untuk itu. “Apa apa apa? Kau sangat menyukainya? Kau bingung itu ciuman sungguhan atau tidak?” goda Ki Tae. Tidak, sangkal Jang Mi, kau pencium yang buruk! Ki Tak terima. 


“Tapi.. ciuman itu tak punya arti khusus kan?” tanya Jang Mi yang menatap langit-langit. Tentu saja, jawab Ki Tae. Masih menatap langit-langit, Jang Mi berkata kemarin hari yang membingungkan, tiba-tiba kita berlibur, kita juga minum, lalu kakiku terluka, Hyun Hee juga hilang, kita kelelahan karena bingung mencari jalan, jadi akal sehat kita sedang kacau maka terjadi kecelakaan kecil itu, begitu kan?

Ki Tae setuju, tentu saja, itu kecelakaan yang sangat kecil. Jang Mi mengangguk-angguk dan mengajak Ki Tae melupakannya seperti tak pernah terjadi. Ki Tae berdalih ia saja sudah lupa, kau lah yang terus mengingatnya. Jang Mi mengancam jangan sampai orang lain tau soal ini. Ki Tae tak mau kalah, selama kau diam semua akan baik-baik saja.


Jang Mi kesal dan segera keluar, tapi ia terlonjak kaget saat membuka pintu.. ada Yeo Reum di situ. Ia datang untuk menjemput Jang Mi. Jang Mi heran Yeo Reum bisa tau ia disini. Yeo Reum berbisik, aku tau semuanya, apapun yang kau lakukan, dimanapun kau berada. Jang Mi langsung membeku dan nurut saja saat Yeo Reum merangkulnya pergi.


Ki Tae tak ambil pusing soal Yeo Reum, ia malah tak habis pikir Jang Mi mengatainya pencium yang buruk. Dan Ki Tae malah memonyong-monyongkan bibirnya, latiaan kalo nanti kiss lagi sama Jang Mi, hahahaa, oops!


Ibu Jang Mi menemui ibu Ki Tae, minta maaf soal ia yang sudah kasar kemarin, ia sangat terkejut saat itu dan marah. Ibu Ki Tae maklum, Ki Tae masih dekat dengan mantan calon istrinya, tentu saja kau akan marah. Ibu Jang Mi yakin anaknya bisa bahagia bersama Ki Tae, tapi ibu Ki Tae tak begitu yakin. Mereka gagal di percobaan pertama, semoga bisa lebih baik di percobaan kedua ini.


Batin ibu Jang Mi, [Apa ini? Kenapa keadaannya bisa terbalik begini?]

Ibu Jang Mi merasa bersalah, aku tak seharusnya menyerahkan semuanya padamu, dalam menyiapkan pernikahan seharusnya tak hanya 1 pihak yang mengurus semuanya. Kami orang tua dari pihak wanita, kami yang harusnya menyiapkan pernikahan, jadi tolong perlakukan Jang Mi kami dengan baik. Ibu Ki Tae berkata sebenarnya ia berniat baik, tapi kau malah jadi tak enak begini. Ibu Jang Mi ingin menentukan tanggal dulu, dan keduanya berpendapat pihak mereka yang menentukan tanggalnya. Sampai akhirnya, lagi-lagi ibu Jang Mi mengalah, baiklah kalian saja.

[Apa ini? Kenapa aku merasa aku yang harus mengalah?]


Jang Mi dan Yeo Reum jalan bersama. Sebuah sepeda lewat dan hampir menyerempet Jang Mi, Yeo Reum pun menariknya mendekat, sangat dekat. Jang Mi kaget. Yeo Reum terus menatapnya, berkata ia ingin mencium Jang Mi. “Sekarang? Di sini?” elak Jang Mi. Yeo Reum tetap mendekat, Jang Mi ingin menjauh, tapi tak bisa. Dan begitu mendengar ponselnya bunyi, Jang Mi punya alasan melepaskan diri. “Omo! Omo, ada telpon! Kenapa harus sekarang? Aigoo, siapa dia?” ujar Jang Mi heboh, kelewat heboh.


Rupanya Ki Tae yang menelpon. Jang Mi langsung terdiam. Yeo Reum merebut ponsel Jang Mi dan bicara dengan Ki Tae. Ki Tae heran kenapa kau yang mengangkatnya? Cepat berikan padanya, ini penting. Yeo Reum tak mau, katakan saja padaku. “Kalian mau memilih tanggal pernikahan?” tanya Yeo Reum kaget.


Ki Tae sudah duduk manis di depan seorang peramal bersama ibu Jang Mi, dengan wajah malas. Peramal itu bertanya pada ibu Jang Mi, kau sudah bisa lihat kekayaannya, kenapa masih membawanya padaku? Setelah membaca kekayaannya, zodiaknya tak begitu bagus, dia juga bukan orang yang sangat beruntung. Orang seperti ini hubungannya dengan orang lain tak begitu baik. Ia melupakan orang di sekitarnya, bahkan semut juga. Syukurlah dia hanya kesepian karena dia bisa membawa nasib sial bahkan membuat orang disampingnya kesepian. Makin malaslah itu muka Ki Tae.


“Lalu bagaimana dengan anakku?” tanya ibu Jang Mi. Yang ditanyain tiba-tiba muncul dengan kesal. Peramal itu membaca putrimu penuh dengan uang dan dalam posisi yang baik, jiwanya berisi penuh keberuntungan. Jang Mi sih nggak percaya dengan yang dikatakan peramal itu, tapi ibunya menarik Jang Mi untuk duduk, di tengah-tengah ibunya dan Ki Tae.


Peramal itu berkata Ki Tae tak hanya akan menyesal kalau kehilangan wanita ini, tapi juga bodoh, wanita ini pernah menyelamatkanmu dari kematian sebelumnya. Jang Mi dan Ki Tae berpandangan, ingat insiden kamar mandi itu. Ibu lalu bertanya apa wanita ini akan sial jika menikah dengannya? Peramal minta ibu tak usah khawatir, yang membuat mereka cocok adalah daya seksual mereka, itu sangat menakjubkan. Ibu kaget, Jang Mi malu, dan Ki Tae malah mengangguk-angguk membenarkan, dia memang fantastis. Dan Jang Mi pun langsung menyikut Ki Tae kesal.


“Tapi kau tak akan menikahkan mereka kan?” tebak si peramal. Tentu mereka akan menikah, itu sebabnya mereka kesini, jawab ibu. “Jika kau akan menikah lakukan dengan benar. Jika tidak maka akhiri saja!” peramal itu mulai ngomel. Akhirnya ibu berkata ia sedang menyiapkan pernikahan mereka. Jang Mi memandang Ki Tae kesal, tapi Ki Tae malah berbisik, dia bilang kita menakjubkan. Hahaa.


Di luar Jang Mi protes pada ibunya yang bilang akan mengakhiri penikahan, kenapa malah menetapkan tanggal? Ki Tae malah memuji-muji ibu yang sangat pemaaf. Jang Mi bersikeras, dia bilang kami tidak cocok, jadi batalkan saja. 


Ki Tae mengabaikan Jang Mi dan bertanya manis, kau ingin makan ibu? Ibu menolak, kalian berdua bermesraan saja sana, kudengar daya seksual kalian sangat besar. “Ibu!” teriak Jang Mi malu. Tapi Ki Tae malah berterimakasih pada ibu, aku mencintaimu! Plus kiss bye 3x. Ahahaa.


Ki Tae mengikuti Jang Mi yang berjalan pulang. Jang Mi tak tahan dan berkata ia tak bisa bohong lagi. Ki Tae jadi kesal, kau bilang kau tak bisa, tapi kau tetap melanjutkan ini? “Aku orang yang benci berbohong, menyembunyikan dan membuat rahasia, karenamu aku tak bisa bilang yang sebenarnya dan kita terus saja buat kebohongan. Dan Yeo Reum.. dia harus merahasiakan orang yang dia suka. Aku tak suka begini terus. Kau tak dengar kata peramal? Dia bilang jika kau mau akhiri, maka akhiri saja,” omel Jang Mi. Ki Tae tak percaya peramal itu, dia penipu, katanya kau menyelamatkan hidupku, aiih, padahal malah kau sumber masalahnya.


Jang Mi mengomel tanpa suara, dan seperti deja vu kejadian tadi siang, seorang pesepeda lewat. Tapi kali ini Jang Mi yang menyelamatkan Ki Tae. Jang Mi menarik Ki Tae, berakhir dengan memeluk satu sama lain. Keduanya berpandangan gugup untuk beberapa saat, sebelum melepaskan diri. “Lihat, saat aku didekatmu, hal semacam ini terjadi,” ujar Jang Mi.. masih gugup. Ki Tae menjawab canggung kalau ia mengerti, ia akan pikirkan jalan keluarnya.


Ibu Jang Mi membaca menu untuk pernikahan nanti. Menu mewah, 145 ribu won per orang. Ibu Jang Mi sampai terbelalak kaget, tapi kemudian berdehem, para tamu pasti merasa terbebani. Ibu Ki Tae salah tanggap dan malah ingin meniadakan hadiah pernikahan. Ibu Jang Mi keberatan, ia sudah memberi hadiah pernikahan pada orang selama bertahun-tahun, dan lagi Jang Mi anakku satu-satunya. Ki Tae juga anak tunggal, ibunya merasa tak benar “menjual kupon” di pernikahan anak tunggalku (maksudnya tamu kalo udah masukin amplop terus dapet kupon gitu). Ibu Jang Mi masih tak setuju, ini tradisi Korea yang bagus. Ini cara membantu orang lain untuk menghadapi masalah finansial. Ibu Ki Tae tersenyum tenang, kupikir kau akan menentang tradisi materialistis itu.


“Aku? Memangnya aku bilang apa?” tanya ibu Jang Mi. Ibu Ki Tae tadinya tak mau mengatakannya, tapi karena didesak ia mengatakannya... Dan ibu Jang Mi langsung menyesal, karena ia harus membayar kasur termal yang dikembalikan Jang Mi tempo hari. Demi melindungi harga dirinya, ibu Jang Mi minta ibu Ki Tae mengatakan apapun yang dibutuhkannya, ia akan mempersiapkannya. Ibu Ki Tae berkata tak perlu, kita siapkan hadiah pernikahan sederhana saja. “Ah, maka berapa banyak mas kawin yang harus kami siapkan?” tanya ibu Jang Mi takut-takut. Ibu Ki Tae tak mempermasalahkan, berikan saja dalam jumlah yang pantas. Ibu Jang Mi menelan ludah, baiklah, yang pantas..


“Yeobo.. Yeobo..” panggil ibu Jang Mi pada suaminya yang baru ngepel. Ayah cuek dan terus ngepel, lalu ngomel untuk menikahkan putri kita kenapa kita harus menjual toko? Ibu tak punya jalan lain, kita butuh 100 juta won. Itu sudah mending, rumah tangga orang lain pasti harus berikan rumah, mobil, dan ruang kantor. Ayah mengerti, dan akan menjaminkan rumah mereka. Tapi ternyata ibu juga sudah menjaminkan toko.


Ayah kesal dan menebak kau pasti sudah mengiklankan toko ini juga? Ibu takjub ayah bisa tau, padahal sudah lama mereka tak saling bicara. Kekesalan ayah sudah di ubun-ubun dan ia mengejar ibu Jang Mi dengan alat pel di tangannya. Tapi ibu Jang Mi lebih gesit menghindari lemparan alat pel tadi dan berhasil kabur.. meninggalkan ayah yang berteriak frustasi.



Bersambung ke Part 2


Komentar:
Denial aja teroooos.. :p

1 comment:

  1. Jang Mi mulai ada rasa nih...tp berusaha menepis...Gi Tae malah mengedepankan akal drpd hati...nnt nyesal g y?? hehehe..
    Fighting mb difa...

    ReplyDelete